widgets

Minggu, 29 September 2013


RESENSI NOVEL  “CERITA TUHAN MATI”

Judul buku: Cerita Tuhan Mati (Juksta Posisi)
Pengarang: Calvin Michel Sidjaja
Penerbit: Gagas Media
Tempat terbit: Jakarta
Tahun terbit: 2007
Cetakan ke-: 1
Jumlah halaman: 280 halaman
Calvin Michel sidjaja adalah juara 3 pemenang Sayembara novel Dewan Kesenian Jakarta 2006. Meski diusianya yang masih belia yaitu 19th,Calvin mampu menciptakan karya yang patut diacungi jempol .Novel ini bergenre suralisme"Membalik realitas menjadi maya, menghadirkan kausa prima baru, menidurkan tuhan adalah jalinan kreatif yang memesona. Dalam juksta posisi,pembaca tak akan merasa bosan,karena pembaca terbawa hanyut dalam cerita-cerita imajinasi yang dilukiskan pengarang.Membaca novel ini bagaikan menata puzzle-puzzle yang berserakan,pembaca diharapkan mampu menafsirkan semua kejadian yang terjadi. Juksta Posisi adalah Misteri yang tak mampu terselesaikan,selalu ada kejutan didalamnya.Kadang cerita itu maya,tapi seketika menjadi nyata.Emosi pembaca seakan terombang-ambing saat membaca novel ini,saya telah membaca novel ini 2x.Saya rekomendasikan anda untuk membaca novel ini  apabila anda senang berimajinasi. Novel ini Menceritakan tentang seorang anak perempuan bernama Ashra Trivurti yang memiliki kemampuan untuk melihat kepastian masa depan.Gadis itu ada disudut kamarnya.Dia mengambil tiga kertas berwarna putih,lalu mulai menggambar.Dikertas pertama,ia menggambar lingkaran hitam besar sampai hanya menyisahkan sebuah titik putih yang tak terlalu besar.Di kertas kedua,dia menggambar lorong berkarpet merah,ditiap sisi lorong panjang itu ada banyak pintu tertutup & diujung lorong ada gambar-gambar malaikat.Di kertas ketiga,dia menggambar dunia yang ia tinggali.Dia sedih melihat gambar ketiganya. Dunia yang ia tinggali itu hanyalah mimpi, dan yang nyata adalah gambar di kertas pertama. Gadis kecil itu bermimpi menjadi tuhan,aku bermimpi menciptakan dunia.Tahukah kau?Dengarkah kau?Ada cerita bahwa tuhan itu seorang anak perempuan.Pada awalnya ada gelap dengan setitik chhya Dan chhya tidak mau ada hal lain selain dirinya.Jadi dia memakan anak perempuan itu dan tertidur selamanya.Sewaktu tertidur,aku bermimpi bahwa aku tuhan.Lalu aku menjadi lupa,apa aku tuhan yang sedang tertidur dan bermimpi menjadi manusia, atau manusia yang sedang tidur dan bermimpi jadi tuhan.Peristiwa-peristiwa supernatural yang dialami Ashra (juga dialami oleh tuhan-tuhan berwujud manusia lainya) menjadi potongan-potongan yang menarik. Saat Ashra trivurti (representasi dari asura atau setan, bisa juga asyura atau sepuluh dalam bahasa arab) seorang gadis 14 tahun menjalani hari pertama sekolah di st. Lucas. Dia yang punya indra keenam tiba tiba tidak bisa menggunakan indranya itu ketika berhadapan dengan silma syailendra. Ia juga bertemu marya yeshwa yang ingin bunuh diri. Saat Ashra menutup mata semua kepastian benar-benar terjadi, Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini diatur ..oleh yang paling berkuasa di alam semesta.
jangan terlalu lama menutup mata,masa depan itu tak ada,Hanya mimpi yang ada.
kenapa?karena aku  bisa melihat yang ingin dapat dilihat,masih adakah keinginan untuk hidup?untuk apa hidup saat kau tau segala kepastian? Itu yang ada dibenak Ashra.
Ada juga noah saintclear yang akan ikut masuk dalam dunia surealis untuk mendukung ashra menjadi tuhan yang sempurna. Juga jasmon jonada anak lelaki cacat yang merupakan tuhan tidur yang membuat tuhan lain bermimpi.

Novel ini ingin menjelaskan banyak mengenai realitas dan 10jalan sefirat,Yang membuat saya kagum terhadap novel ini adalah imajinasi Calvin yang mampu merangkai sebuah cerita yang kompleks dengan subjek dan objek karakter yang bersimpangan menjadi sebuah satu kisah fantasi yang utuh. Di tengah cerita memang sempat sedikit tersesat dengan bertanya 'siapa menjadi siapa?', 'tuhan apa wujudnya apa'. Bahkan hingga akhir cerita saya masih menghitung 10 tuhan yang menjadi langkah menuju causa prima.

Saya juga mengagumi cara Calvin menggunakan aksara-aksara yang diklaim sebagai bahasa tuhan. Penggunaannya tidak berlebihan dan agaknya memang mampu mendukung ketuhanan para tuhan itu.
Saya cukup banyak tertarik dengan ide keabadian dan tuhan yang sejatinya terikat waktu. Secara eksplisit Calvin menjabarkan ide tersebut dan dia mampu membawa ide tersebut dalam cerita. Alur ceritanya memang membuat yang membacanya terkadang hilang arah, dengan perpindahan yang selalu saja tiba-tiba dari alam mimpi ke alam nyata dan sebaliknya, serta kaburnya batas antara yang nyata dan maya, tapi kita sebagai pembaca tampaknya memang harus menerima karena itulah fitrah sebuah karya surealis. Secara keseluruhan, membaca novel ini layaknya berkelana di dunia mimpi, saat kita menutup rapat mata,dalam benak kita mungkin akan muncul pertanyaan:apakah yang kita baca tadi nyata atau jangan-jangan kita hanya bermimpi telah membaca...

Tidak ada komentar: